Archive for 2015

10 KEMATIAN PALING SADIS DI FILM2 DISNEY

 
maleficent  
Hallo guys! Gue selaku pecinta animasi (dan teori konspirasi) pernah menulis tentang 10 subliminal message yang diselipkan di berbagai film Disney yang dari bau2nya sih berniat merusak generasi muda. Nah kali ini hampir mirip. Masih tentang Disney, gue bakal membahas tentang adegan2 kematian para “villain” (tokoh antagonis) Disney yang ternyata lumayan sadis untuk ukuran film anak2. Kalo semisal di film kartun Indonesia atau Malaysia (Upin Ipin contohnya), pasti tokoh antagonis bakal menemui nasib kayak ditangkap polisi, dipenjara, atau malahan menyesal dan saling memaafkan sambil bersalam-salaman. But not for Disney.
Film Disney penuh dengan keajaiban juga innocent? Well, innocent my ass! Disney memasarkan film2 nya dengan jenius, yakni dengan memastikan para tokoh antagonisnya yang dibenci penonton ciliknya menemui ajal dengan dramatis dan setimpal dengan perbuatan jahat mereka. Ngaku aja deh, kalian juga puas kan kalo tokoh2 antagonis akhirnya ko’it dengan cara yang sadis? Berikut ini 10 adegan kematian para villain Disney yang  “magically disturbing” untuk ukuran kartun anak2.
1. Snow White
SNOW WHITE
Popularitas “Evil Queen” di Snow White memang tak sepopuler Maleficent dari Sleeping Beauty. Tapi mengingat Snow White adalah film pertama Disney sekaligus film animasi pertama dalam sejarah dunia, hal itu juga menjadikan “The Evil Queen” sebagai tokoh kartun antagonis pertama dalam sejarah film animasi. Bagaimana adegan kematian ratu yang dibenci ini? Setelah menipu Snow White untuk memakan apel beracun, ia dikejar oleh 7 kurcaci hingga terpojok ke sebuah tebing, dimana petir kemudian menyambarnya sehingga tebingnya runtuh. Nggak hanya dia terjatuh ke dalam jurang, ia juga kemungkinan besar tertimpa batu2an dari reruntuhan tebing. Dan kalaupun dia tak mati, digambarkan burung2 pemakan bangkai siap menyantap sang ratu hidup2.
2. Beauty and The Beast
GASTON
Jatuh sepertinya merupakan cara mati yang paling umum dalam film Disney, tak terkecuali Gaston, tokoh antagonis dalam film Beauty and The Beast (nggak sabar deh liat performance Emma Watson). Gaston (bukan Gaston Kastanyet mantan tunangannya Jupe ya) hendak merebut cinta Belle dan berusaha menghasut para penduduk desa untuk membunuh Beast. Setelah berkelahi dengan Beast (dan kalah), Beast kemudian mengampuninya. Namun Gaston justru ingin menikam Beast dari belakang. Sayang usahanya gagal sebab Belle segera menarik Beast dan Gaston terjatuh menuju kematiannya. Plung ....
3. Tangled
RAPUNZEL
Mother Gothel di awal film mungkin tampak seperti ibu normal yang overprotektif, namun lama-kelamaan niat jahatnya terungkap sehingga Disney pun memastikan ia menerima ajal yang naas. Setelah keinginannya gagal gara2 Flynn memotong rambut Rapunzel. Mother Gothel pun tersandung potongan rambut Rapunzel sehingga terlempar dari jendela dan jatuh dari menara. Ibu2 yang menemani anak gadisnya menonton Tangled mungkin langsung menutup mata, “Duh ... adegannya tragis banget.” Tapi si anak mungkin dalam hati, “YEAH ... that b*tch deserves to die!!!”
4. Hunchback of Notre Dame
HUNCHBACK
Judge Frollo adalah hakim yang kejam yang hendak membunuh si cewek gypsi, Esmeralda, kekasih di Bongkok. Namun patung2 gargoyle yang menjadi teman2 Si Bongkok kemudian hidup dan menakut-nakuti Judge Frollo sehingga ia jatuh. Tapi nggak sekedar jatuh, ia tercebur ke dalam lautan tembaga cair yang menyala bak magma. Yup, matinya bakal sangat menyakitkan dan menderita. Oya buat trivia alias fun facts aja guys, pengisi suara Esmeralda di film ini Demi Moore. WTF ... Demi Moore ngisi suara buat animasi anak2???
5. Little Mermaid
URSULA
Kalo berbicara tentang tokoh antagonis, Ursula dalam Little Mermaid jelas2 salah satu yang terlaknat. Dia mewujudkan impian Ariel, si putri duyung mungil, untuk mengubah siripnya menjadi kaki. Namun Ursula yang licik melakukannya ketika ia masih ada di dalam air sehingga Ariel langsung tenggelam. What a b*tch! Di endingnya, Pangeran Eric berhasil membunuh Ursula dengan menusuknya di perut. Kalo itu tak cukup untuk membunuhnya, petir kemudian menyambarnya dan bak hukum karma, Ursula akhirnya mati tenggelam. Talking about overkill in here.
6. Bug’s Life
HOPPER
Masih ingat dengan tokoh antagonis animasi 3D ini, yakni belalang tiran bernama Hopper? Setelah dipancing oleh Flik, Hopper menemui ajal yang sangat menyakitkan ketika ia ditangkap oleh seekor induk burung dan dimakan hidup-hidup oleh anak2nya (yang kemungkinan besar menceraiberaikan tubuhnya dulu hidup2 sebelum dikunyah). Cara mati yang mengerikan. Oya omong2 soal Bug’s Life, film ini menjadi awal karir artis cantik dan sexy Hayden Panettiere yang mengisi suara imut Dot, si semut cilik.
  hayden-panettiere-18a
*Hmmm ... mantan artis Disney ya ....*
7. Lion King
LION KING
“Lion King” adalah kartun Disney favorit gue dan dulu gue beruntung banget bisa melihat film ini di layar lebar (salah satu kenangan manis masa kecil gue). Gue sempet sedih dengan kematian Musafa, ayah Kimba yang tewas terinjak2 banteng. Tapi Scar, sang tokoh antagonis mendapatkan balasannya ketika Simba berhasil mendorongnya masuk ke jurang, dimana ia diterjang dan dimakan hidup2 oleh gerombolan hyena kelaparan.
8. The Incredibles
SYNDROME
Animasi bertema superhero ini membawa keluarga Incredible melawan musuh supernya, Syndrome. Namun kesalahan terbesar Syndrome adalah memasang jubah pada kostumnya sehngga jubahnya tertarik ke dalam mesin jet. Nggak digambarkan secara full frontal sih, tapi 99% kemungkinan tubuh Syndrome hancur tercabik-cabik baling2 pesawat. Dan kalau itu tak cukup, pesawatnya abis itu hancur meledak berkeping-keping.
9. Mulan
MULAN
Salah satu cara mati yang paling kreatif di film Disney, walau kurang akurat menurut sejarah. Bangsa Cina memang yang menemukan kembang api, namun itu pada masa  Dinasti Sui dimana istananya berada di Xi’an, sedangkan Forbidden City yang terlihat di klimaks film animasi ini merupakan ibu kota Dinasti Ming. Cara mati Shan Yu, tokoh antagonisnya, keren menurut gue, soalnya ia meledak bersama kembang api dan kemungkinan besar mengisi langit Beijing dengan potongan2 tubuhnya yang tercabik kecil2 (dan kemungkinan bakal jatuh sebagai hujan darah dan daging). Yikes .... talking about gross! Film ini jelas memuaskan hasrat gore para anak2 kecil penontonnya. Terima kasih Mulan :D
10. Tarzan
CLAYTON
Cara mati Clayton, tokoh pemburu yang jahat ini merupakan cara mati “villain” Disney favorit gue. Nggak bosen diliat berkali-kali, karena begitu kelam dan “mencekik”! Clayton dan Tarzan berkelahi di belantara sehingga tubuh Clayton terjebak di antara akar gantung pohon. Clayton yang panik memotong secara sembarangan (walaupun sudah berusaha diperingatkan Tarzan) dan tanpa sengaja menggantung dirinya sendiri. Agar nasib Clayton tidak “menggantung” bagi pemirsa ciliknya, nasibnya dipastikan dengan sambaran kilat yang menampakkan tubuhnya yang tak bernyawa berayun di udara. Yup, cara mati yang sukses membuat anak trauma dan mendidik mereka jadi psikopat!
Kesimpulan apa yang kita bisa ambil dari film Disney. Hmm … happy ending dimana sang penjahat bermaaf-maafan dengan tokoh utama atau si tokoh utama memaafkan sang musuhnya bak pas lebaran ternyata jelas bukan tujuan Disney membuat filmnya. Semakin sadis adegan kematian sang musuh, pemirsa ciliknya bakal semakin puas dan filmnya bakal semakin laris.

10 KEMATIAN PALING SADIS DI FILM2 DISNEY

Posted by : Unknown 0 Comments

8 DONGENG SUPER SADIS YANG TIDAK ANDA TAHU

 
image

Kemaren aku sempat membuat postingan tentang 10 versi asli dongeng tersadis yang ditulis oleh Grimm Bersaudara, di antaranya ada versi asli Red Riding Hood, Cinderella, Putri Salju, Putri Tidur dll yang ternyata cukup disturbing. Nah ini ada lagi 8 lagi dongeng kuno dari Eropa yang tak kalah sadis. Mungkin karena kesadisannya, kisah-kisah ini tak pernah sampai ke telinga kita. Semuanya dibumbui dengan mutilasi, kanibalisme, hingga pelecehan seksual. Berikut ini 8 dongeng asing yang supersadis yang kuambil dari website listverse (jangan salahkan aku lho kalau kalian bermimpi buruk sehabis membacanya).

1. Biancabella

image
Ada Cinderella, ada juga Biancabella. Kisah dongeng yang satu ini mungkin versi sadis dari Cinderella sebab juga melibatkan ibu tiri dan dua saudari tirinya yang jahat. Cerita dimulai dari seorang wanita yang tertidur di taman. Seekor ular menyelinap lewat “masuk” ke dalam rahim wanita itu (cuma ada satu jalan menuju rahim ... yap, yang itu). Wanita itu kemudian mengandung dan melahirkan anak perempuan yang diberi nama Biancabella. Saat lahir, terdapat seekor ular yang melingkar di lehernya yang segera melesat pergi sesaat setelah persalinan. Ular itu menampakkan diri pada Biancabella ketika ia sedang berjalan-jalan di taman pada saat berumur 10 tahun. Ular itu bernama Samaritana dan mengaku sebagai saudari kembar Biancabella dan memberinya kecantikan yang luar biasa (ular sakti ceritanya). Seorang raja kemudian tertarik dengan kecantikan Biancabella dan memperistrinya.
Saat diboyong ke istana, ibu tiri sang raja dan kedua putrinya tidak menyukai Biancabella dan menyuruh para bawahannya untuk membawanya ke hutan dan membunuhnya. Namun mereka tak bisa membunuh Biancabella. Sebagai gantinya, mereka memotong kedua tangannya dan mencungkil bola matanya untuk diberikan pada ratu. Di hutan, Biancabella hendak bunuh diri, namun dihentikan oleh ular tadi. Sang ular kemudian mengembalikan kondisi Biancabella seperti semula. Ketika raja mengetahui perbuatan jahat sang ratu dan membakar ibu tiri beserta kedua putrinya hidup-hidup di atas perapian.
2. The Myrtle
image

Kisah diawali dengan seorang wanita yang sangat menginginkan anak, walaupun hanya sebatang tanaman myrtle (sejenis jambu). Keinginannya benar-benar terlaksana dan ia melahirkan sebatang tanaman myrtle yang kemudian dibeli oleh seorang pangeran. Tanaman myrtle ini ternyata ajaib dan mampu berubah menjadi peri yang kemudian bercinta dengan sang pangeran tiap malam. Suatu hari, ketujuh selir sang pangeran mengetahui hal ini dan cemburu. Mereka lalu memutilasi peri itu dan masing-masing dari mereka membawa potongan tubuh dari peri itu. Terkecuali selir termuda yang tak mau ikut campur dengan perbuatan jahat selir lainnya dan hanya membawa sehelai rambut emas milik sang peri.
Seorang pelayan menemukan sisa-sisa tubuh sang peri (gigi, darah, tangan, dan tulang) yang berceceran di tanah dan membersihkannya. Karena kasihan, ia lalu menguburkan di bawah sebatang pohon myrtle. Ajaibnya, peri itu kemudian menumbuhkan kembali bagian-bagian tubuhnya dan hidup kembali. Iapun mengadukan perbuatan para selir jahat kepada sang pangeran. Pangeran lalu mengubur hidup-hidup para selir di dalam selokan, terkecuali selir termuda yang baik hati yang diampuni dan kemudian menikah dengan pelayan yang menyelamatkan sang peri tadi.
3. Doralice
  image
Alkisah Pangeran Tebaldo yang jahat ingin memperistri putrinya sendiri, Doralice (incest ceritanya). Namun Doralice menolak. Doralice yang takut diperkosa ayahnya kemudian diselamatkan oleh suster yang merawatnya sejak kecil. Doralice disuruh bersembunyi di dalam sebuah lemari kayu yang dijual ayahnya. Ajaibnya, Doralice selamat walaupun berada di dalam lemari itu selama berbulan-bulan berkat minuman ajaib yang diberikan suster itu. Lemari itu kemudian dibeli seorang raja yang terkejut melihat seorang wanita cantik di dalam lemari yang ia beli. Raja itupun kemudian menikahi Doralice.
Sayangnya, ayah Doralice akhirnya menemukan tempat persembunyian Doralice dan mendatanginya dengan menyamar. Doralice yang tak menyadari penyamaran ayahnya membiarkannya tidur sekamar dengan dua bayi yang baru dilahirkannya. Tebaldo dengan kejam membantai kedua cucunya sendiri dan memfitnah Doralice sebagai pelakunya. Sang raja yang terhasut kemudian menyuruh Doralice dikubur hidup-hidup. Namun sang suster yang mendengar kabar itu berani bersumpah pada sang raja bahwa Doralice bukan pelakunya. Beruntung, Doralice masih bisa diselamatkan. Kejahatan Tebaldo pun akhirnya terkuak. Sebagai balasannya, iapun disiksa dan dimutilasi hidup-hidup serta potongan-potongan tubuhnya diberikan pada anjing. Cerita ini dkumpulkan oleh Giovanni Fransesco Straparola dalam bukunya “The Facetious Nights of Staraparola” yang dimaksudkan menjadi buku cerita 1001 Malam ala Italia.
4. Sun, Moon, and Talia

image
Cerita ini diduga sebagai versi awal Putri Tidur karena kemiripannya. Dikisahkan karena kutukan, sang putri bernama Talia tertidur akibat tertusuk jarum. Seorang raja yang kebetulan lewat kemudian menemukan Putri Talia dan berusaha membangunkannya. Karena tidak berhasil, akhirnya sang raja memutuskan memperkosanya. Dalam keadaan tertidur, Talia mengandung dan melahirkan sepasang anak kembar. Salah satu anaknya yang kelaparan menghisap jari ibunya sehingga jarum yang membuat ibunya tertidur terlepas dan putri Talia pun bangun. Talia kemudian menamai anak kembarnya Sun dan Moon (Matahari dan Bulan).

Suatu hari sang raja datang kembali hendak memperkosa Talia lagi (padahal di sini ceritanya sang raja sudah punya istri), namun ia justru menemukan Talia yang sudah melahirkan kedua anaknya. Iapun memboyong Talia dan dua anaknya ke istana. Hal ini membuat permaisuri sang raja cemburu dan memerintahkan koki untuk membunuh dan memasak kedua anak Talia serta menghidangkannya pada sang raja. Namun sang koki tak tega dan menggantinya dengan daging domba. Merasa sudah membunuh kedua anak Talia, sang ratu kemudian hendak membakar hidup-hidup Talia. Namun sang raja mendengar teriakan Talia dan melemparkan permaisurinya ke dalam api sehingga ialah yang terbakar hidup-hidup. Sang raja, Talia, dan kedua anaknya pun hidup bahagia selamanya.
5. The Old Woman Who Was Skinned Alive

  image
Terjemahannya adalah “Wanita Tua yang Dikuliti Hidup-Hidup”. Alkisah karena fantasinya yang tinggi, seorang raja salah mengira dua orang wanita tua bersaudara yang hidup di balik tembok sebagai dua gadis muda yang cantik. Sang raja kemudian meminta salah satu nenek itu untuk bercinta dengannya. Nenek itu setuju dengan syarat “itu” dilakukan dalam kondisi gelap. Lebih aneh lagi, agar kulitnya kencang, ia kemudian menarik kulitnya ke belakang dengan benang. Namun sang raja mengetahui akal bulus sang nenek (sayangnya setelah mereka selesai ber-“ehem-ehem”) dan melemparnya keluar jendela. Benang yang digunakan untuk menarik kulitnya menyangkut di pohon dan nenek itu tergantung di sana semalaman. Tujuh orang peri melihatnya dan menganggapnya lucu, sehingga mereka kemudian mengubahnya menjadi seorang wanita muda yang cantik. Sang raja yang keesokan harinya melihat seorang gadis cantik tergantung di pohon segera menikahinya.
Saudari si nenek menjadi iri dan meminta rahasia bagaimana ia bisa kembali muda. Sang nenek yang muda kembali tadi hanya mengatakan bahwa ia dikuliti hidup-hidup karena tak mau membagi rahasianya pada saudarinya. Saudarinya benar-benar mempercayainya dan meminta agar dikuliti. Iapun akhirnya mati akibat kehabisan darah, sementara nenek yang satu lagi hidup bahagia selamanya dangan sang raja. Benar-benar dongeng yang aneh.
Baik “Biancabella”, “The Myrtle Tree”, "Sun, Moon, and Talia" dan “Old Woman Who Was Skinned Alive” merupakan dongeng yang dikumpulkan Gaimbattista Basile dalam bukunya “Entertainment for the Young” pada 1634. Dilihat dari judulnya, sepertinya dongeng-dongeng mengerikan ini dimaksudkan untuk dibaca anak-anak.
6. The Robbers Brigdegroom

image
Judul dongeng ini berarti “Mempelai Si Perampok” dan merupakan “Texas Chainsaw Massacre” ala Eropa kuno. Alkisah seorang tukang giling menikahkan anak gadisnya dengan seorang pria yang tampak terpelajar dan terpandang. Suatu hari sang gadis datang ke rumah calon suaminya, namun disana ia bertemu dengan wanita tua (pembantu) yang mengatakan bahwa calon suaminya dan teman-temannya adalah kanibal. Ia kemudian menyembunyikan sang gadis di dalam lemari saat calon suaminya pulang bersama teman-temannya.
Ternyata mereka pulang dalam keadaan mabuk dan membawa serta seorang gadis yang tampak ketakutan dan memohon agar dilepaskan. Namun pria-pria itu justru menelanjangi dan memutilasi gadis itu (disaksikan sang tokoh utama). Mereka kemudian memasak daging gadis malang itu dan memakannya rame-rame. Kebetulan, sepotong jari gadis itu (dimana terdapat sebuah cincin emas melingkar) terjatuh tepat di depan tempat persembunyian sang tokoh utama. Iapun memungutnya dan menyembunyikannya. Setelah para pria kanibal itu tertidur karena mabuk, gadis itu segera kabur dan memberitahukan ayahnya tentang hal mengerikan itu sambil membawa jari itu sebagai bukti. Akhirnya semua pria kanibal itu dihukum gantung. Yang lebih membuat kita shock, cerita ini dikumpulkan oleh Grimm bersaudara dalam buku mereka “Children’s and Household Tales” pada 1812, artinya cerita ini dimaksudkan sebagai dongeng anak-anak.
7. The Elf of The Rose

image
Membaca dongeng sadis ini, kita takkan menyangka bahwa dongeng ini ditulis oleh Hans Christian Andersen yang terkenal dengan dongeng-dongeng anak-anaknya seperti Little Mermaid. Kisah ini bercerita tentang seorang pria yang dibunuh oleh saudaranya sendiri karena cinta segitiga. Lelaki jahat itu rupanya menginginkan gadis yang menjadi kekasih saudara yang ia bunuh itu. Ketika sedang mengubur saudaranya, setangkai daun kering jatuh di atas rambut pemuda itu. Ia tak sadar ada seorang peri yang bersembunyi di daun tersebut dan telah menyaksikan perbuatan jahat lelaki itu. Suatu malam, saat pemuda itu membungkuk ke arah kekasih saudaranya yang sedang tertidur, peri itu turun ke telinga gadis itu dan membisikkan bahwa kekasihnya telah dibunuh. Peri itu juga memberitahu dimana ia dikuburkan.
Sang gadis yang berduka kemudian menggali kuburan kekasihnya dan menemukan kepala kekasihnya yang terpenggal. Ia kemudian menciumnya dan membawanya pulang. Lebih aneh lagi, ia kemudian menyembunyikannya di dalam pot yang dtimbunnya dengan tanah dan menanaminya dengan sebatang tanaman melati di atasnya. Siang dan malam gadis itu terus menangis. Ketika bunga melati itu mekar, gadis itu terus menciuminya dan membuat saudara kekasihnya yang jahat cemburu.
Akhirnya sang gadis meninggal karena kesedihannya yang mendalam. Sebelum meninggal, sang peri membisikkan kata-kata indah untuk menenangkan jiwa gadis itu. Akhirnya gadis itu dan kekasihnya berkumpul kembali di surga. Sementara itu, sang saudara yang jahat membawa pot melati itu ke dalam kamarnya. Saat tertidur, sesosok roh muncul dari dalam bunga yang mekar dan membunuh saudara yang jahat itu.
8. The Juniper Tree

image
Lagi-lagi dongeng ini berasal dari buku “Children’s and Household Tales” karya Grimm Bersaudara, namun tetap saja ceritanya tidak patut untuk didengar anak-anak (kecuali anaknya Sumanto mungkin). Alkisah seorang ibu tiri sangat membenci anak tirinya. Ia berencana membunuh anak tirinya itu agar warisan suaminya jatuh pada anak kandungnya, yaitu seorang anak perempuan bernama Marlene. Ibu tiri itu kemudian menipu anak tirinya dengan menyuruhnya mengambil sebuah apel dari dalam peti. Ketika anak itu menjulurkan kepalanya ke dalam peti, ibu tiri itu kemudian menutupnya dengan keras sehingga kepala anak itu terpenggal.

Untuk menyembunyikan perbuatannya, ibu tiri itu menyatukan kepala anak itu ke badannya dan menyembunyikan lukanya dengan sapu tangan. Ia kemudian menyuruh anak perempuannya, Marlene untuk memanggil saudara tirinya yang sudah mati itu. Ibunya berpesan agar Marlene memukul telinganya apabila ia tak menjawab. Marlene pun memanggilnya dan ketika ia tak menjawab (karena sudah mati), Marlene lalu memukul anak itu hingga kepalanya terjatuh. Marlene histeris karena menyangka ia sudah membunuh saudaranya. Ibunya pun menghibur anak itu dan mengatakan pada anaknya bahwa untuk menyembunyikan perbuatannya, ibunya akan memotong-motong anak itu kecil-kecil dan memasaknya di dalam kompor.
Yang lebih mengerikan lagi, sang ibu tiri menghidangkan daging anak itu pada suaminya yang kemudian memakannya dengan lahap. Tragisnya, sang ayah justru mengatakan bahwa itu adalah makanan terenak yang pernah ia makan. Marlene yang ngeri melihat kejadian itu mengumpulkan sisa-sisa tulang saudaranya dan menguburnya di bawah pohon juniper (sejenis pohon cemara). Dari pohon itu muncul seekor burung yang menyanyi “Ibuku membunuhku, ayahku memakanku.” Pada akhirnya, sang ibu tiri itu mendapat hukuman dan terbunuh oleh burung itu.

8 DONGENG SUPER SADIS YANG TIDAK ANDA TAHU

Posted by : Unknown 0 Comments
Tahu kan yang namanya urban legend? Urban legend atau legenda perkotaan adalah cerita (biasanya cerita seram) yang menyebar dari mulut ke mulut di daerah perkotaan. Berbeda dengan legenda biasa yang terjadi di masa lalu, urban legend ini bersetting di zaman modern. Berikut ini adalah 15 kisah urban legend paling menakutkan yang kukumpulkan dari segala penjuru dunia (lewat google tentunya). Kelima belas cerita ini akan kupisahkan ke dalam 15 postingan yang berbeda supaya para readers lebih enak membacanya. Ini dia sinopsisnya, silakan klik judulnya untuk membacanya...jika anda berani.

URBAN LEGEND #1: 21 AND STILL COUNTING

 
“ 21 AND STILL COUNTING ... ”
(21 DAN MASIH MENGHITUNG ... )

  image
Suatu hari seorang gadis muda tengah menunggu di sebuah stasiun kereta ketika ia mendengar seseorang bergumam di belakangnya. Ia berbalik dan melihat seorang wanita duduk di sebuah bangku. Gadis itu menyadari saat itu hanya ada mereka berdua di stasiun tersebut.
Wanita itu sangat aneh, pikir gadis itu. Wanita itu berumur 40-an dan duduk dengan tidak tenang. Ia menggoyang-goyangkan badannya ke depan dan ke belakang sambil bergumam,
“21...21...21...”.
Gadis itu bisa melihat kalau wanita itu terlihat agak “stress”, bahkan mungkin gila.
Ia berniat untuk mengacuhkan saja wanita itu. Namun wanita itu terus saja bergumam,
“...21...21...21...”
Lama-kelamaan gadis itu menjadi penasaran. Iapun bangkit dari kursinya dan menghampiri wanita itu.
“Ibu, apa yang sedang ibu hitung?”
Wanita itu tak menjawab, bahkan tak menatap gadis itu. Ia hanya terus bergumam,
“....21....21...21....”
Gadis itu melihat di sekitarnya, mencoba mencari tahu apa yang sedang wanita itu hitung. Di saat yang sama, gadis itu heran. Jika ia memang menghitung sesuatu, mengapa angkanya selalu sama.
Kemudian terdengar suara kereta datang.
Tiba-tiba saja wanita itu menerjang gadis muda dan mendorongnya ke arah rel.
“Aaaaaa!!!” teriak gadis itu, namun terlambat. Kereta yang melaju kencang itu terlanjur menyambar tubuhnya.
Warna merah dari darah gadis itu bercipratan hingga ke dinding dan kursi-kursi di stasiun itu.
Wanita itu kembali duduk seolah tak terjadi apa-apa dan mulai bergumam.
“...22....22...22...”
 
THE END

URBAN LEGEND #2: KEYHOLE

 
“KEYHOLE”

‘”LUBANG KUNCI”

images 

Seorang pria datang ke sebuah hotel. Ketika check in, sang resepsionis memperingatkannya,

“Tolong jangan masuk ke kamar yang tak ada nomornya.”

Pria itu mengangguk dan segera mencari kamarnya yang bernomor 10. Saat itulah, ia melihat sebuah kamar tanpa nomor yang tadi dikatakan sang resepsionis. Karena penasaran, ia mengintip melalui lubang kunci untuk melihat apa isinya.

Ia hanya melihat seorang wanita tua berwajah pucat sedang duduk di tengah ruangan. Aneh sekali, seakan-akan seluruh kulit tubuh wanita itu berwarna putih, tidak seperti kulit manusia kebanyakan.

Tiba-tiba saja wanita itu menoleh dan menatapnya.

Karena ketakutan, iapun segera lari ke kamarnya.

Malamnya ia tak bisa tidur. Ia masih penasaran mengapa resepsionis itu memperingatkannya untuk menjauhi kamar itu. Dan mengapa pula kamar itu tidak diberi nomor?

Saking penasarannya, saat itu juga ia bangkit dari tempat tidurnya, mengendap-ngendap di lorong hotel, dan mengintip kamar itu sekali lagi melalui lubang kunci.

Namun yang ia lihat hanyalah warna merah.

Pria itu berpikir, mungkin wanita itu merasa terganggu karena ia tadi mengintipnya dan memutuskan untuk menutup lubang kunci dengan sesuatu yang berwarna merah.

Pria itupun kembali ke kamarnya untuk tidur.

Keesokan harinya saat akan check out, pria itu menanyakan mengapa kamar yang ia lihat kemarin tidak diberi nomor.

Resepsionis itupun bercerita dengan wajah sedih.

“Dahulu ada sepasang suami istri yang menginap di kamar itu. Suatu hari mereka bertengkar dan sang suami membunuh istrinya itu. Sejak kejadian itu, kami tak berani menyewakan kamar itu, jadi kami mencopot nomornya dan membiarkannya kosong.”

Pria itu pergi dan tertawa. Ia sama sekali tak percaya dengan cerita hantu. Yang ia lihat kemarin jelas-jelas manusia dan bukan hantu.

“Oya,” sang respsionis berkata ketika pria itu hampir sampai di ambang pintu.

“Wanita itu tidak seperti manusia kebanyakan. Ia menderita kelainan genetik sehingga seluruh kulit tubuhnya putih.”

Langkah pria itu terhenti.

Sang resepsionis mengakhiri ceritanya.

“Dan matanya merah.”
 
THE END
 

URBAN LEGEND #3: THE RIBBON

 
“THE RIBBON”
(PITA)
  image
Alkisah, ada seorang wanita yang sangat cantik dan sangat dikagumi oleh para pria yang hidup di daerah sekitar tempat tinggalnya. Namun ada yang aneh dengan gadis itu. Ia selalu saja memakai sebuah pita merah di lehernya. Entah mengapa gadis itu melakukannya, tak ada yang tahu alasannya. Gadis itu juga selalu menolak menceritakan alasan mengapa ia selalu mengikatkan pita merah di sekeliling lehernya.
Hingga suatu hari ia jatuh cinta dengan seorang pria dan pria itu membalas cintanya.
Tentu sang pria sangat senang mendapatkan kekasih yang sangat cantik. Namun ia sangat penasaran mengapa gadis itu selalu memakai pita merah di lehernya.
“Mengapa kau selalu memakai pita merah itu?” tanya sang pria.
Gadis itu enggan menjawab.
“Akan kuceritakan padamu jika kita menikah nanti.”
Beberapa bulan berlalu dan kedua pasangan itu kemudian bertunangan dan akhirnya menikah. Namun setelah menikah pun, gadis itu tetap mengingkari janjinya untuk menceritakan alasan mengapa ia selalu memakai pita merah.
Sang pria tak pernah mendesak istrinya untuk menceritakannya agar istrinya itu tidak marah. Namun ia masih saja sangat penasaran. Apalagi ia memperhatikan bahwa istrinya itu tak pernah sekalipun melepas pita merah, tidak saat ia tidur bahkan saat sedang mandi.
Hingga suatu saat ia melihat sang istri sedang tertidur lelap.
Karena penasaran, sang suami mendekatinya dari sisi ranjang dan perlahan-lahan melonggarkan pita merah yang melilit di leher istrinya itu.
Karena istrinya tampak tak menyadarinya, sang pria pun melepaskan dan menarik pita merah itu dari leher istrinya.
Tiba-tiba ...
“Glundung ...”
Kepala istrinya terlepas dari lehernya dan menggelinding di lantai.
 
THE END
 

URBAN LEGEND #4: WHITE STRING

 
“WHITE STRING”

(BENANG PUTIH)

  white-string

Urban legend ini sangat populer pada tahun 90-an di Jepang. Banyak remaja Jepang yang mempercayai kebenaran cerita ini sehingga tak berani menindik telinganya.

Kisahnya bermula ketika seorang gadis seumuran SMP merengek ada orang tuanya untuk mengizinkannya menindik telinganya. Ia berkata bahwa semua anak perempuan di kelasnya sudah menindik telinganya, hanya ia saja yang belum.

Kedua orang tuanya awalnya tak mengizinkan. Namun karena sang gadis merengek terus-menerus, merekapun akhirnya mengizinkannya. Orang tua gadis itu lalu memberinya sejumlah uang dan menyuruh gadis itu untuk menindik telinganya di toko perhiasan yang terpercaya di sebuah mall dekat rumah mereka.

Namun sang gadis berpikiran lain.

Ia hendak menyimpan uang pemberian orang tuanya dan memutuskan untuk menindik telinganya sendiri. Iapun meminta sahabatnya untuk membantunya menindik telinganya. Mereka menggunakan jarum yang dipanaskan dan kemudian ditusukkan ke kedua cuping telinga gadis itu. Dia merasa sangat kesakitan, namun begitu melihat hasilnya, ia sangat puas. Ia kini bisa memakai anting-anting pilihannya dan tampil penuh gaya seperti gadis-gadis lain di sekolahnya.

Namun keesokan harinya ada yang aneh.

Ia terbangun di pagi hari karena rasa gatal yang teramat sangat di telinganya. Rupanya cuping telinga yang ia tindik terlihat merah dan meradang.

Tak hanya itu.

Tampak seutas benang putih kecil menjulur dari lubang yang ia buat kemarin di cuping telinganya.

Merasa penasaran, ia menarik benang itu.

Benang itu sangat halus dan panjang. Ia menariknya terus-menerus, namun seakan-akan benang itu tak ada habis-habisnya.

Merasa tak sabar, gadis itu mengambil gunting dan memotong benang putih itu.

Tiba-tiba semuanya menjadi gelap.

Ia histeris dan memanggil kedua orang tuanya.

Orang tuanya yang panik segera membawanya ke rumah sakit.

“Mengapa kau bisa jadi begini?” tanya sang dokter yang memeriksanya.

Sang gadis kemudian menceritakan segalanya.

Sang dokter menjawab dengan suara sedih, “Maaf, tapi harus kukatakan bahwa kau akan mengalami hal ini seumur hidupmu.”

“Kenapa?” tanya gadis itu, tercekat.

“Benang putih yang kau potong itu bukan sembarang benang putih.”

“Benang apa itu?” tanya gadis itu, putus asa.

“Itu saraf matamu.”
 
THE END
 
 
 

URBAN LEGEND #5: GOZU (COW’S HEAD)

 
“GOZU”
(KEPALA SAPI)
image 
Di hari Minggu yang cerah, sekelompok remaja SMA tengah bergembira. Hari itu mereka melakukan darmawisata yang diadakan sekolah. Mereka semua tengah naik bus ditemani oleh seorang guru mereka.
Perjalanan itu memakan waktu cukup lama sehingga mereka akhirnya bosan di dalam bus. Melihat anak-anak didiknya merasa bosan, sang guru memutuskan menceritakan kisah-kisah seram untuk menghibur murid-muridnya.
Namun satu-persatu kisah yang guru itu ceritakan tak ada yang mengesankan bagi murid-muridnya. Mereka semua sudah tahu semua cerita itu dan bisa menebak akhir ceritanya.
Tanpa mereka sadari, mereka memasuki wilayah hutan dan semakin dalam dikelilingi pepohonan.
“Kalau begitu,” kata si guru, “aku akan menceritakan satu cerita lagi. Apa kalian pernah mendengar tentang cerita “Gozu”?”
Gozu dalam bahasa Jepang berarti “Kepala Sapi”.
Para murid saling menatap satu sama lain.
Cerita apa itu? Mereka belum pernah mendengar sebuah cerita berjudul Gozu sebelumnya.
Karena tak ada yang pernah mendengarnya, para murid pun meminta guru itu menceritakannya, karena berharap cerita yang mereka dengar akan sangat menarik.
“Namun siap-siap ya, cerita ini sangat seram ...” kata sang guru menakut-nakuti.
Murid-muridnya tertawa, lalu sang guru memulai ceritanya.
Para murid tercekat mendengar cerita yang sedang dikisahkan oleh guru mereka.
Beberapa di antara mereka bahkan berteriak-teriak dan menjerit. Beberapa siswi perempuan menutup telinga mereka dan menangis.
“Pak, hentikan!”
Para murid memohon pada guru mereka untuk menghentikan cerita itu karena kisah itu sangat mengerikan.
Namun guru itu terus saja melanjutkan ceritanya tanpa mengindahkan teriakan dan jeritan ketakutan dari para muridnya.
Seakan-akan ia sedang kesurupan.
Beberapa jam kemudian, beberapa polisi menemukan bus itu teronggok di tepi jalan. Ketika polisi naik ke dalam bus, mereka pun terkejut.
Mereka menemukan seluruh murid (bahkan sang sopir bus), tergeletak tak sadarkan diri. Wajah mereka sangat pucat dan mulut mereka mengeluarkan busa.
Sang guru juga ditemukan tergeletak pingsan di lantai bus.
Pihak berwajib membawa mereka semua ke rumah sakit terdekat. Di sana mereka dirawat dan diperbolehkan pulang pada hari itu juga setelah dijemput oleh orang tua mereka.
Polisi pun menanyai sang guru untuk mencari kejelasan peristiwa itu.
“Apa yang terjadi?”
“Saya tidak tahu. Yang saya ingat, saya sedang menceritakan sebuah cerita seram pada murid-murid saya.”
“Cerita apa itu?”
Sang guru hanya menatap wajah polisi yang menanyainya.
“Saya tidak ingat”.
Para murid lainnya juga mengatakan mereka tak ingat isi cerita yang mereka dengar. Yang mereka ingat jelas, cerita itu membuat mereka sangat ketakutan.
Hingga kini, tak seorang pun tahu isi cerita “Gozu”, karena konon jika kamu mendengarnya hingga selesai, maka kamu akan mati ketakutan.
Kita hanya bisa menebak-nebak seseram apa kisah itu.
 
THE END
 

URBAN LEGEND 6: PEDESTRIAN CROSSING

 
“PEDESTRIAN CROSSING”
(ZEBRA CROSS)
zebra_aotw 
Suatu sore, sepulang bekerja aku berada di sebuah persimpangan jalan. Sambil menunggu lampu merah, aku berdiri di depan sebuah zebra cross dan mengamati orang-orang yang berada di seberangku. Mereka juga menunggu untuk menyeberang, sama seperti aku.
Namun di antara mereka, ada seorang wanita yang tampak aneh.
Pertama-tama aku pikir ia memakai masker.
Namun bukan itu.
Wajahnya tampak kabur.
Aku mencoba mengamatinya, namun wajahnya tak berubah.
Aku bahkan tak bisa mengenali wajahnya, dimana hidung, mata, maupun telinganya.
Seakan-akan wajahnya rata.
Anehnya, orang-orang di sekitarnya tampak mengacuhkan wanita itu, walaupun penampilannya sangat menakutkan.
Lampu merah menyala.
Mobil-mobil berhenti dan orang-orang mulai menyeberang.
Begitu pula aku, namun aku mencoba untuk menjauhi wanita itu.
Ia berjalan di sebelah kanan zebra cross, sehingga aku sebisa mungkin berjalan di sisi kiri zebra cross. Namun ia justru berpindah ke sisi kiri juga.
Ia berjalan tepat menuju ke arahku.
Wajah wanita itu semakin menakutkan ketika ia mendekat.
Akupun menundukkan kepalaku karena ketakutan.
Di suatu titik, kami berpapasan.
Aku terus berjalan. Namun walaupun aku berusaha menghindarinya, wanita itu justru berbalik dan mengikutiku.
Begitu aku sadar, ia sudah berada di belakangku dan berbisik di telingaku.
“Aku tahu kau bisa melihatku.”
 
THE END
 

URBAN LEGEND 7: LICK

 
“LICK”
(MENJILAT)
image003
Suatu hari seorang gadis remaja ditinggal oleh orang tuanya yang akan menginap di tempat saudara mereka. Sang gadis meyakinkan orang tuanya untuk berhenti khawatir kepadanya. Ia akan mengunci semua jendela dan pintu. Lagipula, gadis itu sendiri, ada anjing setianya yang menemaninya di kamarnya.
Malam itu, sang gadis hendak tidur. Ia mengunci semua pintu dan jendela. Namun ada sebuah jendela yang tak bisa ia kunci. Akhirnya ia hanya menutupnya begitu saja.
Gadis itupun naik ke atas ranjang dan di bawah ranjang, anjing setianya meringkuk.
Ia mengulurkan tangannya ke bawah dan anjingnya menjilati jari-jarinya, seperti yang biasa dilakukannya. Entah mengapa ia merasa aman jika anjingnya melakukan hal itu. Gadis itu jadi tidak merasa sendirian di kamar.
Gadis itu kemudian tertidur. Namun saat tengah malam, ia mendengar suara “Tip tap tip tap ...”. Seperti suara air menetes di atas wastafel.
Saat ia membuka mata, kamarnya gelap gulita. Iapun menjulurkan tangannya ke bawah dan merasakan jari-jarinya dijilati.
Iapun kembali tidur.
Beberapa jam kemudian, ia kembali terbangun.
Suara “Tip tap tip” itu masih saja terdengar.
Ia menjulurkan tangannya ke bawah.
Jari-jarinya terasa hangat dan basah oleh jilatan.
Sang gadis lalu kembali tidur. Ia tak memikirkan suara itu lagi. Mungkin saja itu suara tetesan air di keran kamar mandinya.
Untuk ketiga kalinya, ia kembali terbangun oleh suara “Tip tap tip tap” itu.
Gadis itu menjulurkan tangannya kembali ke bawah.
Namun kali ini tak ada jilatan.
Gadis itu mengira anjingnya tertidur dan menyalakan lampu.
Namun anjingnya tak tampak di bawah ranjangnya.
“Tip tap tip tap”
Suara itu masih terdengar.
Gadis itupun memutuskan bangun dan memeriksa asal suara “Tip tap tip tap ...” yang ia dengar. Rupanya suara itu berasal dari kamar mandi di sebelah kamarnya.
Iapun membuka pintu dan menyalakan lampu kamar mandi.
Segera ia menjerit.
Di dalam kamar mandi tampak anjingnya tergantung di atas wastafel. Lehernya digorok dan darahnya menetes di atas wastafel, menciptakan suara “Tip tap tip tap.”
Yang lebih mengerikan, di dinding terdapat kata-kata yang ditulis dengan darah anjingnya.
“AKU JUGA BISA MENJILAT.”
 
THE END

URBAN LEGEND 8: WRISTBAND

 
“WRISTBAND”
(GELANG)
  tumblr_lf924ftdi41qf7xzz
Di Korea, terdapat peraturan yang berlaku di semua rumah sakit. Ketika pasien masih hidup, gelang berwarna putih diikatkan di lengan kanan mereka. Gela ngitu berisi nama pasien serta informasi lainnya. Namun ketika pasien meninggal, gelang itu dilepas dan digantikan dengan sebuah gelang merah yang diikatkan di lengan kiri sebelum jenazahnya dibawa ke kamar mayat.
Kisah ini terjadi pada seorang dokter yang sedang shift malam di sebuah rumah sakit.
Ia akhirnya menyelesaikan shift malamnya pukul 2 dini hari dan merasa sangat lelah. Rumah sakit tampak sangat sepi sebab pada jam 2 dini hari, tentu semua pasien sedang terlelap dan sebagian besar perawat juga telah pulang.
Ia menyalakan lift dari lantai lima untuk turun ke basement, dimana mobilnya diparkir. Di dalam lift hanya tampak seorang wanita tua.
Ia berdiri di samping wanita tua itu, yang tampaknya juga ingin turun di basement.
Begitu lift mereka sampai di basement, pintu lift terbuka dan tampak seorang pria berpakaian putih.
Wanita yang tadi bersamanya hendak keluar dari lift.
Dokter itu melihat sesuatu di tangan pria itu. Segera ia menarik wanita yang tadi bersamanya kembali ke dalam lift. Dengan panik ia menekan tombol ke lantai lima dan pintu lift pun tertutup.
“Hei, ada apa denganmu?” wanita itu tampak marah karena dokter itu menariknya masuk kembali.
“Anda beruntung saya tadi tidak membiarkan anda keluar.” Ujar dokter itu. “Anda tidak melihat, di tangan kiri pria tadi ada gelang merah? Berarti dia sudah meninggal!”
“Gelang merah?” tanya wanita itu sambil menunjukkan tangan kirinya.
“Maksudmu seperti ini?”
 
THE END

URBAN LEGEND 9: RED ROBE

 
“RED ROBE”
(JUBAH MERAH)
image 
Seorang wanita Jepang sedang berlibur di Amerika dan memutuskan menginap di sebuah hotel murah untuk menghemat uangnya.
Saat ia tiba di kamarnya, ia menyadari bahwa ia berada di kamar 66 di lantai ke-6. Secara teknis, kamarnya bernomor 666.
Ia bergidik ngeri. Namun ia berpikir, ini semua pasti kebetulan. Ia pun tak terlalu memikirkannya dan pergi mandi.
Beberapa saat kemudian terdengar suara ketukan di pintu kamarnya.
Ia keluar dari kamar mandinya dan mengenakan jubah mandi putih bertudung yang sudah disiapkan di hotel tersebut bagi tamunya.
Ia membuka kamarnya, namun tak ada seorangpun di luar kamarnya.
Iapun menutup kembali kamarnya dan berganti pakaian. Kembali terdengar ketukan di pintu kamarnya.
Ia membuka kamarnya dan melihat seorang gadis kecil memakai jubah mandi bertudung yang sama persis seperti yang tadi ia pakai. Hanya warnanya merah.
“Ada yang bisa saya bantu? Dimana orang tuamu?”
Ia melihat bahwa gadis kecil bertudung merah itu tampak habis menangis.
“Saya terkunci di luar kamar. Anda bisa membantu saya?”
Wanita itu memutuskan untuk membawa gadis itu ke resepsionis. Kasihan, pikirnya. Gadis itu tampak kebingungan.
Dalam perjalanan ke resepsionis, ia bercakap-cakap dengan gadis itu.
“Siapa namamu?”
Gadis itu tak menjawab.
Mungkin gadis ini sudah diajari oleh orang tuanya untuk tidak bercakap-cakap dengan orang asing, pikir wanita itu.
Ia bertanya lagi.
“Dimana orang tuamu?”
“Tidak tahu.”
“Apa kamarmu di lantai ini juga?”
Gadis itu mengangguk.
Akhirnya mereka sampai di depan meja resepsionis.
“Bisa anda bantu gadis kecil ini? Ia terkunci di luar kamarnya.”
Resepsionis itu melongok, “Gadis yang mana?”
“Gadis berjubah merah ini ...”
Namun ketika wanita itu menoleh, tak ada seorang pun di sana.
“Aneh, ia tadi di sini. Katanya ia menginap di lantai 6, sama seperti saya.”
“Lantai 6?” resepsionis itu tampak heran, “Namun hanya anda tamu yang menginap di lantai 6.”
“Tapi tadi ada gadis yang memakain jubah mandi bertudung warna merah ...”
Resepsionis itu menghela napas, “Anda sudah bertemu ‘dia’ rupanya.”
“Dia siapa?”
“Dahulu pernah terjadi sebuah tragedi di hotel ini. Kami tak suka membicarakannya, namun karena anda sudah melihat ‘dia’, apa boleh buat. Dahulu ada sepasang suami istri menginap di lantai 6 bersama anak perempuannya. Mereka menginap di kamar 66, sama seperti anda. Namun mereka berdua bertengkar dan sang suami menembak istrinya. Ia lalu membunuh anaknya sendiri. Saat itu, anak itu memakai jubah mandi putih yang langsung berwarna merah karena terkena darahnya. Tapi pria itu tetap tak puas. Ia mengisi senjatanya dan mulai menembaki semua orang di hotel ini, karyawan dan para tamunya.”
Napas wanita itu terasa terhenti karena ketakutan. Namun cerita sang resepsionis ternyata belumlah selesai.
Resepsionis itu lalu berbalik dan menunjukkan lubang merah di punggungnya.
“Lihat, di sini ia menembakku.”
 
THE END

URBAN LEGEND 10: PIZZA

 
“PIZZA”
door 
Seorang pria mengalami kecelakaan mobil. Kakinya patah dan ia harus beristirahat beberapa hari di dalam rumah hingga kondisinya pulih. Pria itu tinggal di apartemen bersama istrinya. Sayangnya istrinya harus bekerja sehingga tak bisa merawat pria itu. Beberapa hari pertama, pria itu merasa senang karena bisa tinggal di rumah seharian. Namun lama-kelamaan ia merasa bosan.
Suatu hari saat menyalakan televisi, ia mendengar suara anak-anak berlari di lantai atasnya. Ia berpikir ini aneh, sebab jam segini harusnya anak-anak belum pulang dari sekolah. Esoknya, ia juga mendengar suara anak bermain dari lantai atas.
Si pria merasa lapar dan memesan dua kotak pizza melalui layanan pesan antar. Ia merasa sudah kenyang setelah memakan sekotak pizza dan merasa tak sanggup menghabiskan satu kotak pizza lagi. Jika ia menunggu istrinya pulang, mungkin pizza itu rasanya sudah tak enak lagi.
Akhirnya ia memutuskan untuk berbuat baik dengan memberikan pizza itu pada keluarga yang tinggal di atasnya. Bukannya ada anak-anak tinggal di bawahnya? Mereka pasti senang dengan pizza gratis.
Dengan kepayahan iapun keluar dari kamar dan naik dengan lift.
“Ouch...ouch...” sesekali ia mengerang karena kakinya belum sembuh benar ketika berjalan menuju kamar di lantai atasnya itu.
“Ting tong.” ia menekan bel, namun tidak terdengar jawaban.
Ia kembali menekan bel dan terdengar suara dari dalam pintu.
“Siapa?” terdengar suara wanita dari balik pintu.
“Saya tetangga yang tinggal satu lantai di bawah anda.”
Pintu dibuka, namun hanya sedikit. Dari sela pintu, terlihat wajah seorang wanita separuh baya. Namun kamar itu sangat gelap sehingga yang bisa ia lihat hanya kepala wanita itu.
“Ada apa?”
“Anda mau pizza? Saya tadi memesannya namun tidak habis. Mungkin anda mau?”
“Tidak, terima kasih.” Jawab wanita itu tanpa ekspresi.
“Ehm, mungkin anak-anak anda mau?”
Tiba-tiba terlihat kepala seorang anak laki-laki dan anak perempuan di bawahnya. Mereka pasti anak-anak yang kerap ia dengar suaranya saat bermain.
Ketiga wajah itu menatapnya, berbaris membentuk satu lajur dari atas ke bawah.
“Baiklah, kami mau.”
Wanita itu menerima pizza itu dan pintu itupun dibanting, tertutup.
Pria itu berbalik, namun entah kenapa ia merasa ada yang aneh.
Seluruh bulu kuduknya terasa mengigil.
Wajah ketiga orang itu terpatri dalam ingatannya.
Ia mengambil langkah cepat, tanpa peduli rasa sakit di kakinya, untuk segera menuju lift.
Ketiga wajah mereka membentuk garis, pikirnya.
Ia menekan tombol lift dan menunggunya untuk datang.
Membentuk garis vertikal, dari atas ke bawah. Satu wajah di atas wajah yang lain.
Ia menekan tombol lift kembali, namun lift itu tak kunjung datang.
Ada yang aneh dengan wajah mereka.
Lift itu terlalu lama. Pria itu memutuskan menggunakan tangga.
Wajah tampak berbaris, satu di atas yang lain ... itu mustahil!
Ia melupakan rasa sakit di kakinya ketika ia menapaki tangga dengan langkah panik.
Pria itu mulai menyadari apa yang salah dengan keluarga itu.
Hanya ada kepala, tanpa badan ....
Sesampainya di kamar, ia langsung menelepon polisi.
Polisi datang beberapa saat kemudian, walaupun laporan pria itu tampak gila. Mereka memeriksa kamar di bawah kamar pria itu dan menemukan sesuatu yang mengerikan.
Tubuh wanita dan kedua anaknya itu ditemukan di bak kamar mandi.
Kepala mereka terpenggal.
Mereka juga menemukan suami wanita itu bersembunyi di dalam lemari pakaian. Ia mengatakan bahwa ia sudah memenggal kepala istri dan anak-anaknya dengan gergaji. Namun ia bersumpah istri dan kedua anak-anaknya masih hidup.
Polisi berkesimpulan pria itu menjadi gila dan membunuh keluarganya.
Namun polisi menemukan ada sesuatu yang aneh di kamar itu.
Di meja dapur tergeletak sebuah kotak pizza.
Ketika dibuka, isinya sudah tidak utuh lagi.
Ada bekas gigitan-gigitan kecil di pizza itu, seolah-olah ada anak-anak kecil yang memakannya.
 
THE END

URBAN LEGEND 11: THE VAULT ROOM

 
“THE VAULT ROOM”
(RUANG BAWAH TANAH)
vault-door 
Seorang pemuda menerima pekerjaan sebagai pengurus makam. Ini sebenarnya bukan jenis pekerjaan yang ia inginkan. Namun apa boleh buat, ia sangat membutuhkan uang dan hanya pekerjaan ini yang berhasil ia dapatkan dalam waktu singkat.
Pemuda itu sangat takut pada mayat, namun untunglah pekerjaannya hanyalah pekerjaan-pekerjaan ringan. Tugasnya hanyalah menyapu, memotong rumput, dan membersihkan makam. Sedangkan tugas-tugas yang berhubungan dengan mayat seperti menyiapkan jenazah dan prosesi pemakaman adalah tugas para pengurus makam yang lebih senior.
Namun ada satu hal yang dibenci oleh pemuda itu. Ia memang tak perlu melihat mayat secara langsung saat bekerja. Namun ada kalanya ia bekerja di ruangan bawah tanah tempat pet-peti mati berisi jenazah disimpan. Di negara Barat, orang-orang kaya biasanya membuat sebuah ruangan bawah tanah dimana peti-peti mati mereka dan keluarga mereka diletakkan, bukan dikubur seperti orang biasa.
Pemuda itu sangat membenci ruang bawah tanah, sebab uangan itu gelap, berdebu, dan penuh mayat.
Suatu hari, pemuda itu ditugasi untuk membersihkan sebuah ruang bawah tanah. Dengan berat hati ia melakukan tugasnya itu.
Saat ia sedang membersihkan papan-papan nama yang ada di ruangan itu, angin kencang bertiup dan menutup pintu kamar bawah tanah itu. Pemuda itu langsung panik dan berusaha membukanya, namun percuma.
Ia terkunci di ruangan penuh mayat itu.
Pemuda itu mencoba berteriak, namun tak ada yang mendengar teriakannya. Pemuda itu lalu mencoba menenangkan dirinya dan melihat sebuah jendela di atas ruangan.
Cahaya matahari menembus jendela itu dengan enggan. Berarti ia bisa merangkak keluar lewat jendela itu. Masalahnya, jendela itu letaknya sangat tinggi. Ia tak mungkin dapat mencapainya.
Ia melihat ke sekeliling ruangan.
Yang ada di situ hanyalah peti-peti mati.
Pemuda itu mendapatkan akal.
Bila ia menumpuk peti-peti itu, ia dapat membuat semacam tangga yang dapat digunakannya untuk mencapai jendela itu. Ia lalu mencoba mengalahkan ketakutannya dan mulai memindahkan peti-peti mati itu.
Di luar dugaannya, peti-peti itu ternyata ringan. Mungkin karena mayat di dalamnya sudah lama membusuk dan meninggalkan tulang belulang saja.
Ia berhasil menumpuk beberapa peti mati dan mulai naik.
“Ouch!” teriak pemuda itu lirih. Ia merasakan sakit di tumitnya. Ia menduga kayu dari peti mati itu yang menggoresnya.
“Ouch!” rasa perih itu kembali lagi. Namun ia terus melanjutkan mendaki peti-peti mati itu, meskipun nyeri itu terus terasa.
Akhirnya ia berhasil mencapai jendela itu dan merangkak keluar.
Pemuda itu berjalan kepincangan dan akhirnya bertemu dengan penjaga makam yang merupakan bosnya.
“Apa yang terjadi padamu?” tanya bosnya keheranan.
Pemuda itupun menceritakan segalanya.
“Lalu kenapa kau berjalan terpincang seperti itu?”
“Tadi kaki saya tergores kayu dari peti mati.”
“Mana, coba aku periksa.”
Pemuda itu duduk di atas sebuah batu nisan dan bosnya kemudian memeriksa tumit pemuda itu.
Penjaga makam itu lalu menatap pemuda itu dengan wajah pucat.
“Tapi ini bukan luka goresan kayu, Nak.”
“Lalu apa?”
“Ini bekas gigitan manusia ...”
 
THE END

URBAN LEGEND 12: TEKE TEKE

 
“TEKE TEKE”
  teke2   
Kisah ini terjadi di Jepang. Alkisah di tengah salju yang tengah turun, dua orang masinis menjalankan sebuah lokomotif ke stasiun kereta terdekat. Saat mereka tiba di bawah suatu jembatan di daerah yang cukup terpencil, tiba-tiba saja ...
“Braaak ...”
“Kreeek...”
Dua masinis itu melihat sesosok bayangan jatuh tepat di depan mereka. Kedua masinis ini cukup berpengalaman untuk merasakan bahwa kereta yang mereka kendalikan telah menggilas sesuatu.
Sang masinis berusaha keras menghentikan keretanya dan lokomotif itu berhenti kira-kira beberapa ratus meter dari tempat kejadian.
Salah satu masinis memutuskan turun untuk memastikan apa yang telah terjadi. Ia berjalan susah payah di atas gumpalan salju dan tepat di bawah jembatan yang tadi mereka lewati, ia menemukan sesuatu yang mengerikan.
Terdapat tubuh seorang wanita di tengah rel.
Tubuhnya terpotong menjadi dua karena terlindas kereta.
Satu bagian adalah bagian atas tubuh wanita itu, mulai dari hingga ke pinggang. Bagian satunya adalah bagian pinggang hingga kaki wanita itu.
Ia tak bisa melihat wajah wanita itu karena wajahnya tertutup oleh rambut hitam panjangnya. Darah wanita itu membasahi salju yang berada di bawahnya.
Warna merah itu mengingatkan masinis itu akan es serut dengan sirup merah yang biasa ia makan saat kecil.
Sang masinis buru-buru menghapus pikiran mengerikan itu dan segera kembali pada temannya.
“Ada apa?” tanya sang masinis satunya saat melihat temannya kembali.
“Ada...ada wanita tertabrak. Kondisinya sangat mengerikan. Kemungkinan ia melompat dari atas jembatan. Aku akan memanggil bantuan ke pos polisi terdekat. Kau tetap di sini ya?”
Pada zaman itu, komunikasi belumlah secanggih sekarang. Apalagi saat itu cuaca sedang buruk.
Sang masinis tadi akhirnya meninggalkan temannya untuk mencari bantuan.
Sang masinis satunya dengan sabar menunggu di dalam lokomotif. Ia tahu tak ada jadwal kereta melewati daerah itu, jadi ia tenang saja meletakkan lokomotifnya di situ. Selain itu, lokasi ini amat terpencil. Bahkan tak ada satupun rumah di sana.
Hujan salju telah berhenti, meninggalkan tumpukan salju yang tebal di luar. Hanya ada lampu-lampu jalan dari tiang listrik yang menemani lokomotif itu di tengah kegelapan malam.
Beberapa saat berlalu dan sang masinis mulai mendengar suara di luar lokomotif.
“Sreeeek...sreeeek...”
Terdengar seperti suara sesuatu tengah diseret.
“Soichi?’ masinis itu memanggil nama temannya tadi. Namun mana mungkin ia kembali secepat itu.
Masinis itu mendekat pintu.
“Halo, ada orang di situ?”
Tiba-tiba pintu lokomotif terbuka,
“Braaaaaak!!!”
Diikuti jeritan masinis itu di tengah kegelapan malam.
***
Beberapa jam kemudian barulah sang masinis kembali bersama sejumlah polisi. Mereka harus melewati jalanan yang penuh dengan tumpukan salju sehingga perlu waktu lama untuk kembali.
Namun begitu sampai di TKP, masinis itu ngeri melihat hanya satu bagian tubuh saja yang terlihat di situ.
Hanya ada bagian bawah wanita itu, sementara bagian atasnya lenyap.
Masih ada ceceran darah di situ dan bekas seretan.
Apa ada yang memindahkan tubuh wanita itu, pikir sang masinis. Namun mana mungkin? Apa tujuannya?
Sang masinis dan para polisi pun menuju lokomotif yang ia tinggalkan tadi.
“Sato!” panggil sang masinis.
Ia heran melihat pintu lokomotif terbuka.
Ia masuk dan tak melihat siapapun di dalam lokomotif, hanya ada tumpukan salju yang masuk melalui pintu yang terbuka.
Masinis itu sangat sangat heran. Temannya adalah orang yang sangat bertanggung jawab. Mana mungkin ia meninggalkan lokomotif ini begitu saja saat ia diminta menjaganya?
Soichi dan polisi lainnya mencari-cari sang masinis satunya. Namun sepertinya ia seperti lenyap ditelan malam.
Tak ada jejak di tanah. Semua jejak sudah tertimbun oleh salju yang kembali turun.
Beberapa jam mereka mencari namun tak ada hasil.
Saat sang masinis mulai putus asa, ia mendongak ke atas.
Napasnya seakan terhenti.
Dengan ketakutan ia menunjuk ke atas. Para polisi pun ikut memandang ke atas.
Mereka semua ketakutan melihat pemandangan yang tersaji di hadapan mereka. Bahkan pengalaman para polisi itu selama puluhan tahun menangani kasus kejahatan seperti tak ada apa-apanya. Mereka belum pernah melihat sesuatu semengerikan ini.
Di atas tiang listrik, tubuh sang masinis sudah kaku karena membeku.
Wajahnya tampak ketakutan setengah mati. Entah apa yang telah membunuhnya, suhu yang di bawah nol ataukah rasa takutnya.
Sementara di pinggang sang masinis melingkar bagian tubuh wanita yang tertabrak itu.
Bagian pinggang ke atas, memeluk erat sang masinis yang telah tewas.
 
THE END
*Jika anda penasaran mengapa cerita ini diberi judul “Teke Teke” coba ketikkan nama itu di google image search …”

URBAN LEGEND 13: SQUARE

 
“SQUARE”
(SEGI EMPAT)
image 
Alkisah, lima orang pendaki gunung tersesat di tengah pegunungan bersalju (versi lain cerita mengatakan mereka merupakan korban selamat dari suatu kecelakaan pesawat). Karena tidak kuat, salah satu dari kelima pendaki itu akhirnya meninggal. Namun keempat temannya yang lain menolak meninggalkan jenazah teman mereka di tengah gunung dan memutuskan membawanya.
Hingga suatu saat di tengah badai salju, mereka menemukan sebuah pondok kayu.
Mereka bersyukur dan segera berlindung di dalam pondok kayu itu. Pondok itu berbentuk segiempat. Pondok itu tampak sudah tua, namun masih kokoh.
Celakanya, sama sekali tak ada penerangan di dalam pondok itu, sehingga mereka terpaksa menghabiskan malam dalam kondisi gelap gulita.
Mereka meletakkan jenazah teman mereka di tengah ruangan yang berbentuk segi empat itu.
Mereka mulai bercakap-cakap.
“Malam ini kita tidak boleh tidur. Bila kita tidur, bisa-bisa kita tidak bangun lagi.”
“Ya, aku tahu. Tapi bagaimana caranya? Bila kita tidak melakukan sesuatu, kita pasti akan tertidur.”
“Aku tahu, kita lakukan saja suatu permainan.” Usul salah satu teman mereka, masih dalam kondisi gelap gulita. Mereka sama sekali tak bisa melihat satu sama lain, jadi mereka tak tahu dengan siapa mereka berbicara dan siapa yang mengusulkan permainan itu.
“Permainan apa?”
“Begini, ruangan ini kan berbentuk kotak. Bagaimana jika masing-masing dari kita berempat berdiri di tiap pojok ruangan. Nah, saat permainan dimulai, salah satu dari kita berlari ke pojok ruangan terdekat dan menepuk punggung temannya yang ada di situ. Lalu ia yang ditepuk punggungnya harus berlari lagi untuk menepuk punggung temannya yang ada di pojok terdekat dengannya. Begitu terus hingga kembali ke orang pertama dan diteruskan sampai fajar tiba.”
“Itu ide bagus,” semua orang tampaknya setuju, “Dengan begitu kita akan bergerak semalaman dan tubuh kita akan terasa hangat.”
Akhirnya mereka melakukan permainan itu. Masing-masing dari mereka, sebut saja A, B, C, dan D berdiri di pojok ruangan. A mulai berlari ke B dan menepuk pundak B. B kemudian langsung berlari dan menepuk pundak C. C lalu berlari menepuk pundak D. Dan begitu seterusnya, mereka melakukan permainan itu hingga pagi.
Saat pagi tiba, mereka mulai merasa lega. Cahaya mulai menerangi seluruh ruangan sehingga mereka bisa melihat seisi ruangan. Salah satu teman mereka rupanya mengenali tempat ini dan tahu jalan keluar dari tempat itu.
Namun saat mereka menyadari bentuk ruangan yang mereka tempati sejak semalam, mereka mulai sadar ada yang tidak benar.
Lalu mereka mulai ketakutan.
Permainan itu ternyata tak sesimpel yang mereka duga.
clip_image002
Permainan dimulai ketika A berlari dan menepuk pundak B. B kemudian berlari menepuk pundak C. Lalu C berlari menepuk pundak D. Sampai di sini tak ada masalah. Namun ketika D berlari ke A, semestinya tak ada orang di sana, sebab A sudah berada di B. Benar bukan? Sehingga D harus berlari 2 kali agar dapat menepuk pundak A.
Namun saat mereka bermain, tak ada seorang pesertapun yang harus berlari dua kali.
Saat tiba di A, D menepuk pundak seseorang yang kemudian berlari menepuk pundak A yang sedang berada di B.
Merekapun sadar, permainan ini walaupun dilakukan di ruangan berbentuk segi empat, tak bisa dilakukan oleh empat orang.
Permainan ini harus dilakukan oleh lima orang.
Namun mereka hanya ada berempat saat mereka melakukan permainan itu.
Lalu mereka menatap jenazah teman mereka yang terbujur kaku di tengah ruangan.
Ya, mereka tak hanya berempat di dalam ruangan.
Mereka berlima.
 
THE END


URBAN LEGEND #14: UM-MA

 
“UM-MA”
(IBU)
  image
Kisah ini adalah urban legend yang sangat terkenal di Korea (“Um-ma” adalah panggilan anak kepada ibunya di Korea).
Seorang anak memanggil ibunya berkali-kali. Namun sang ibu sama sekali tak merespon panggilan anaknya.
“Um-ma...um-maaaaaaaaaaaaaaaaaa......!!!”
Sang ibu akhirnya menoleh pada anak itu.
“Um-ma....kupanggil ribuan kali kenapa um-ma tidak menjawab?”
Namun ibu itu hanya menyeringai dan menjawab.
“Apa aku mirip dengan ibumu?”
 
THE END

URBAN LEGEND #15: 10 DAYS DREAM

 
Sebelumnya, aku peringatkan dulu bahwa urban legend ini sangatlah disturbing. Buat yang tidak berani membacanya, sebaiknya segera tinggalkan halaman ini.
Jangan sampai kalian menyesal setelah membacanya.
Aku berikan kesempatan untuk meninggalkan halaman ini.
Jika kalian masih nekad, silakan tanggung sendiri akibatnya.

……..

.……..

.……..

.……..

.……..

.……..


“10 DAYS DREAM”
“MIMPI SEPULUH HARI”
  Rose_Stock_by_BreAnn (2) 

Kesepuluh mimpi itu dan aturannya adalah sebagai berikut.
MIMPI HARI PERTAMA:
Anda sedang bermimpi tengah tidur di dalam kamar anda. Anda kemudian akan menyadari ada seorang anak perempuan yang mengintip melalui jendela kamar anda.
Peraturan:
biarkan anak perempuan itu masuk.
MIMPI HARI KEDUA:
Anak itu sekarang ada di dalam kamar anda. Ia terus menunduk sehingga anda tak bisa melihat wajahnya. Ia terus menggumam dan beberapa saat kemudian anda akan menyadari bahwa ia terus mengatakan, “Kumohon jangan ... kumohon jangan ...”
Peraturan:
Biarkan gadis itu naik ke tempat tidur dan berbaring di samping anda.
MIMPI HARI KETIGA
Anak itu sekarang berbaring di samping anda. Anda akan dapat melihat wajah anak itu hancur karena terbakar hebat.
Peraturan:
Apapun yang terjadi, jangan menangis atau menjerit saat melihat wajahnya.
MIMPI HARI KEEMPAT
Kau bangun dari tempat tidur. Gadis itu berkata, “Ayo pergi ke taman.”
Peraturan:
Bawa dia ke taman terdekat tanpa mengatakan sesuatu apapun.
MIMPI HARI KELIMA
Di taman, anda akan melihat seorang wanita mendorong kereta bayi. Perhatikan baik-baik dan anda akan melihat bahwa ibunya adalah seekor kucing dan bayinya adalah seekor anjing.
Peraturan:
Kau harus membunuh salah satu dari mereka.
MIMPI HARI KEENAM
Saat anda tengah bermain di taman bersama gadis itu, anda akan melihat sebuah pesawat hendak lepas landas.
Peraturan:
Pastikan anda naik pesawat itu tepat waktu.
MIMPI HARI KETUJUH
Pesawat akan penuh dengan orang-orang yang seperti anda, telah mendengar cerita ini.
Peraturan:
Apapun yang terjadi, anda harus mendapatkan tempat duduk.
MIMPI HARI KEDELAPAN
Setelah beberapa saat, akan turun hujan mawar merah dan mawar hitam dari atas.
Peraturan:
Buang hanya mawar hitam dari atas pesawat.
MIMPI HARI KESEMBILAN:
Pesawat itu akan membawa anda kembali ke taman.
Peraturan:
Pulang bersama gadis itu dan kembali berbaring dengannya di kamar.
MIMPI HARI KESEPULUH:
Anda takkan tahu apa yang akan terjadi pada mimpi hari kesepuluh kecuali anda telah melakukan semua yang diharuskan pada kesembilan mimpi sebelumnya.

Peringatan: setelah membacanya, anda tak bisa membatalkannya. Anda akan memimpikan 10 mimpi ini 3 hari setelah anda membacanya. Jika anda sudah telanjur membacanya, anda harus mengikuti semua aturan dalam tiap mimpi untuk menyelesaikannya. Jika tidak, mimpi-mimpi ini akan terus terulang seumur hidup anda.

Ingat, anda harus menceritakan tentang cerita mimpi ini kepada orang lain, jika tidak anda akan kembali ke mimpi pertama dan mengulanginya dari awal.
Selamat bermimpi.

URBAN LEGEND TERBARU

- Copyright © Blog Nando - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -