Posted by : Unknown
Minggu, 04 Oktober 2015
8 DONGENG SUPER SADIS YANG TIDAK ANDA TAHU
Kemaren aku sempat membuat postingan tentang 10 versi asli dongeng tersadis yang ditulis oleh Grimm Bersaudara, di antaranya ada versi asli Red Riding Hood, Cinderella, Putri Salju, Putri Tidur dll yang ternyata cukup disturbing. Nah ini ada lagi 8 lagi dongeng kuno dari Eropa yang tak kalah sadis. Mungkin karena kesadisannya, kisah-kisah ini tak pernah sampai ke telinga kita. Semuanya dibumbui dengan mutilasi, kanibalisme, hingga pelecehan seksual. Berikut ini 8 dongeng asing yang supersadis yang kuambil dari website listverse (jangan salahkan aku lho kalau kalian bermimpi buruk sehabis membacanya).
1. Biancabella
Ada Cinderella, ada juga Biancabella. Kisah dongeng yang satu ini
mungkin versi sadis dari Cinderella sebab juga melibatkan ibu tiri dan
dua saudari tirinya yang jahat. Cerita dimulai dari seorang wanita yang
tertidur di taman. Seekor ular menyelinap lewat “masuk” ke dalam rahim
wanita itu (cuma ada satu jalan menuju rahim ... yap, yang itu). Wanita
itu kemudian mengandung dan melahirkan anak perempuan yang diberi nama
Biancabella. Saat lahir, terdapat seekor ular yang melingkar di lehernya
yang segera melesat pergi sesaat setelah persalinan. Ular itu
menampakkan diri pada Biancabella ketika ia sedang berjalan-jalan di
taman pada saat berumur 10 tahun. Ular itu bernama Samaritana dan
mengaku sebagai saudari kembar Biancabella dan memberinya kecantikan
yang luar biasa (ular sakti ceritanya). Seorang raja kemudian tertarik
dengan kecantikan Biancabella dan memperistrinya.
Saat diboyong ke istana, ibu tiri sang raja dan kedua putrinya tidak
menyukai Biancabella dan menyuruh para bawahannya untuk membawanya ke
hutan dan membunuhnya. Namun mereka tak bisa membunuh Biancabella.
Sebagai gantinya, mereka memotong kedua tangannya dan mencungkil bola
matanya untuk diberikan pada ratu. Di hutan, Biancabella hendak bunuh
diri, namun dihentikan oleh ular tadi. Sang ular kemudian mengembalikan
kondisi Biancabella seperti semula. Ketika raja mengetahui perbuatan
jahat sang ratu dan membakar ibu tiri beserta kedua putrinya hidup-hidup
di atas perapian.
2. The Myrtle
Kisah diawali dengan seorang wanita yang sangat menginginkan anak, walaupun hanya sebatang tanaman myrtle (sejenis jambu). Keinginannya benar-benar terlaksana dan ia melahirkan sebatang tanaman myrtle yang kemudian dibeli oleh seorang pangeran. Tanaman myrtle ini ternyata ajaib dan mampu berubah menjadi peri yang kemudian bercinta dengan sang pangeran tiap malam. Suatu hari, ketujuh selir sang pangeran mengetahui hal ini dan cemburu. Mereka lalu memutilasi peri itu dan masing-masing dari mereka membawa potongan tubuh dari peri itu. Terkecuali selir termuda yang tak mau ikut campur dengan perbuatan jahat selir lainnya dan hanya membawa sehelai rambut emas milik sang peri.
Seorang pelayan menemukan sisa-sisa tubuh sang peri (gigi, darah,
tangan, dan tulang) yang berceceran di tanah dan membersihkannya. Karena
kasihan, ia lalu menguburkan di bawah sebatang pohon myrtle. Ajaibnya,
peri itu kemudian menumbuhkan kembali bagian-bagian tubuhnya dan hidup
kembali. Iapun mengadukan perbuatan para selir jahat kepada sang
pangeran. Pangeran lalu mengubur hidup-hidup para selir di dalam
selokan, terkecuali selir termuda yang baik hati yang diampuni dan
kemudian menikah dengan pelayan yang menyelamatkan sang peri tadi.
3. Doralice
Alkisah Pangeran Tebaldo yang jahat ingin memperistri putrinya sendiri,
Doralice (incest ceritanya). Namun Doralice menolak. Doralice yang takut
diperkosa ayahnya kemudian diselamatkan oleh suster yang merawatnya
sejak kecil. Doralice disuruh bersembunyi di dalam sebuah lemari kayu
yang dijual ayahnya. Ajaibnya, Doralice selamat walaupun berada di dalam
lemari itu selama berbulan-bulan berkat minuman ajaib yang diberikan
suster itu. Lemari itu kemudian dibeli seorang raja yang terkejut
melihat seorang wanita cantik di dalam lemari yang ia beli. Raja itupun
kemudian menikahi Doralice.
Sayangnya, ayah Doralice akhirnya menemukan tempat persembunyian
Doralice dan mendatanginya dengan menyamar. Doralice yang tak menyadari
penyamaran ayahnya membiarkannya tidur sekamar dengan dua bayi yang baru
dilahirkannya. Tebaldo dengan kejam membantai kedua cucunya sendiri dan
memfitnah Doralice sebagai pelakunya. Sang raja yang terhasut kemudian
menyuruh Doralice dikubur hidup-hidup. Namun sang suster yang mendengar
kabar itu berani bersumpah pada sang raja bahwa Doralice bukan
pelakunya. Beruntung, Doralice masih bisa diselamatkan. Kejahatan
Tebaldo pun akhirnya terkuak. Sebagai balasannya, iapun disiksa dan
dimutilasi hidup-hidup serta potongan-potongan tubuhnya diberikan pada
anjing. Cerita ini dkumpulkan oleh Giovanni Fransesco Straparola dalam
bukunya “The Facetious Nights of Staraparola” yang dimaksudkan menjadi
buku cerita 1001 Malam ala Italia.
4. Sun, Moon, and Talia
Cerita ini diduga sebagai versi awal Putri Tidur karena kemiripannya.
Dikisahkan karena kutukan, sang putri bernama Talia tertidur akibat
tertusuk jarum. Seorang raja yang kebetulan lewat kemudian menemukan
Putri Talia dan berusaha membangunkannya. Karena tidak berhasil,
akhirnya sang raja memutuskan memperkosanya. Dalam keadaan tertidur,
Talia mengandung dan melahirkan sepasang anak kembar. Salah satu anaknya
yang kelaparan menghisap jari ibunya sehingga jarum yang membuat ibunya
tertidur terlepas dan putri Talia pun bangun. Talia kemudian menamai
anak kembarnya Sun dan Moon (Matahari dan Bulan).
Suatu hari sang raja datang kembali hendak memperkosa Talia lagi (padahal di sini ceritanya sang raja sudah punya istri), namun ia justru menemukan Talia yang sudah melahirkan kedua anaknya. Iapun memboyong Talia dan dua anaknya ke istana. Hal ini membuat permaisuri sang raja cemburu dan memerintahkan koki untuk membunuh dan memasak kedua anak Talia serta menghidangkannya pada sang raja. Namun sang koki tak tega dan menggantinya dengan daging domba. Merasa sudah membunuh kedua anak Talia, sang ratu kemudian hendak membakar hidup-hidup Talia. Namun sang raja mendengar teriakan Talia dan melemparkan permaisurinya ke dalam api sehingga ialah yang terbakar hidup-hidup. Sang raja, Talia, dan kedua anaknya pun hidup bahagia selamanya.
5. The Old Woman Who Was Skinned Alive
Terjemahannya adalah “Wanita Tua yang Dikuliti Hidup-Hidup”. Alkisah
karena fantasinya yang tinggi, seorang raja salah mengira dua orang
wanita tua bersaudara yang hidup di balik tembok sebagai dua gadis muda
yang cantik. Sang raja kemudian meminta salah satu nenek itu untuk
bercinta dengannya. Nenek itu setuju dengan syarat “itu” dilakukan dalam
kondisi gelap. Lebih aneh lagi, agar kulitnya kencang, ia kemudian
menarik kulitnya ke belakang dengan benang. Namun sang raja mengetahui
akal bulus sang nenek (sayangnya setelah mereka selesai ber-“ehem-ehem”)
dan melemparnya keluar jendela. Benang yang digunakan untuk menarik
kulitnya menyangkut di pohon dan nenek itu tergantung di sana semalaman.
Tujuh orang peri melihatnya dan menganggapnya lucu, sehingga mereka
kemudian mengubahnya menjadi seorang wanita muda yang cantik. Sang raja
yang keesokan harinya melihat seorang gadis cantik tergantung di pohon
segera menikahinya.
Saudari si nenek menjadi iri dan meminta rahasia bagaimana ia bisa
kembali muda. Sang nenek yang muda kembali tadi hanya mengatakan bahwa
ia dikuliti hidup-hidup karena tak mau membagi rahasianya pada
saudarinya. Saudarinya benar-benar mempercayainya dan meminta agar
dikuliti. Iapun akhirnya mati akibat kehabisan darah, sementara nenek
yang satu lagi hidup bahagia selamanya dangan sang raja. Benar-benar
dongeng yang aneh.
Baik “Biancabella”, “The Myrtle Tree”, "Sun, Moon, and Talia" dan “Old
Woman Who Was Skinned Alive” merupakan dongeng yang dikumpulkan
Gaimbattista Basile dalam bukunya “Entertainment for the Young” pada
1634. Dilihat dari judulnya, sepertinya dongeng-dongeng mengerikan ini
dimaksudkan untuk dibaca anak-anak.
6. The Robbers Brigdegroom
Judul dongeng ini berarti “Mempelai Si Perampok” dan merupakan “Texas
Chainsaw Massacre” ala Eropa kuno. Alkisah seorang tukang giling
menikahkan anak gadisnya dengan seorang pria yang tampak terpelajar dan
terpandang. Suatu hari sang gadis datang ke rumah calon suaminya, namun
disana ia bertemu dengan wanita tua (pembantu) yang mengatakan bahwa
calon suaminya dan teman-temannya adalah kanibal. Ia kemudian
menyembunyikan sang gadis di dalam lemari saat calon suaminya pulang
bersama teman-temannya.
Ternyata mereka pulang dalam keadaan mabuk dan membawa serta seorang
gadis yang tampak ketakutan dan memohon agar dilepaskan. Namun pria-pria
itu justru menelanjangi dan memutilasi gadis itu (disaksikan sang tokoh
utama). Mereka kemudian memasak daging gadis malang itu dan memakannya
rame-rame. Kebetulan, sepotong jari gadis itu (dimana terdapat sebuah
cincin emas melingkar) terjatuh tepat di depan tempat persembunyian sang
tokoh utama. Iapun memungutnya dan menyembunyikannya. Setelah para pria
kanibal itu tertidur karena mabuk, gadis itu segera kabur dan
memberitahukan ayahnya tentang hal mengerikan itu sambil membawa jari
itu sebagai bukti. Akhirnya semua pria kanibal itu dihukum gantung. Yang
lebih membuat kita shock, cerita ini dikumpulkan oleh Grimm bersaudara
dalam buku mereka “Children’s and Household Tales” pada 1812, artinya
cerita ini dimaksudkan sebagai dongeng anak-anak.
7. The Elf of The Rose
Membaca dongeng sadis ini, kita takkan menyangka bahwa dongeng ini
ditulis oleh Hans Christian Andersen yang terkenal dengan
dongeng-dongeng anak-anaknya seperti Little Mermaid. Kisah ini bercerita
tentang seorang pria yang dibunuh oleh saudaranya sendiri karena cinta
segitiga. Lelaki jahat itu rupanya menginginkan gadis yang menjadi
kekasih saudara yang ia bunuh itu. Ketika sedang mengubur saudaranya,
setangkai daun kering jatuh di atas rambut pemuda itu. Ia tak sadar ada
seorang peri yang bersembunyi di daun tersebut dan telah menyaksikan
perbuatan jahat lelaki itu. Suatu malam, saat pemuda itu membungkuk ke
arah kekasih saudaranya yang sedang tertidur, peri itu turun ke telinga
gadis itu dan membisikkan bahwa kekasihnya telah dibunuh. Peri itu juga
memberitahu dimana ia dikuburkan.
Sang gadis yang berduka kemudian menggali kuburan kekasihnya dan
menemukan kepala kekasihnya yang terpenggal. Ia kemudian menciumnya dan
membawanya pulang. Lebih aneh lagi, ia kemudian menyembunyikannya di
dalam pot yang dtimbunnya dengan tanah dan menanaminya dengan sebatang
tanaman melati di atasnya. Siang dan malam gadis itu terus menangis.
Ketika bunga melati itu mekar, gadis itu terus menciuminya dan membuat
saudara kekasihnya yang jahat cemburu.
Akhirnya sang gadis meninggal karena kesedihannya yang mendalam. Sebelum
meninggal, sang peri membisikkan kata-kata indah untuk menenangkan jiwa
gadis itu. Akhirnya gadis itu dan kekasihnya berkumpul kembali di
surga. Sementara itu, sang saudara yang jahat membawa pot melati itu ke
dalam kamarnya. Saat tertidur, sesosok roh muncul dari dalam bunga yang
mekar dan membunuh saudara yang jahat itu.
8. The Juniper Tree
Lagi-lagi dongeng ini berasal dari buku “Children’s and Household Tales”
karya Grimm Bersaudara, namun tetap saja ceritanya tidak patut untuk
didengar anak-anak (kecuali anaknya Sumanto mungkin). Alkisah seorang
ibu tiri sangat membenci anak tirinya. Ia berencana membunuh anak
tirinya itu agar warisan suaminya jatuh pada anak kandungnya, yaitu
seorang anak perempuan bernama Marlene. Ibu tiri itu kemudian menipu
anak tirinya dengan menyuruhnya mengambil sebuah apel dari dalam peti.
Ketika anak itu menjulurkan kepalanya ke dalam peti, ibu tiri itu
kemudian menutupnya dengan keras sehingga kepala anak itu terpenggal.
Untuk menyembunyikan perbuatannya, ibu tiri itu menyatukan kepala anak itu ke badannya dan menyembunyikan lukanya dengan sapu tangan. Ia kemudian menyuruh anak perempuannya, Marlene untuk memanggil saudara tirinya yang sudah mati itu. Ibunya berpesan agar Marlene memukul telinganya apabila ia tak menjawab. Marlene pun memanggilnya dan ketika ia tak menjawab (karena sudah mati), Marlene lalu memukul anak itu hingga kepalanya terjatuh. Marlene histeris karena menyangka ia sudah membunuh saudaranya. Ibunya pun menghibur anak itu dan mengatakan pada anaknya bahwa untuk menyembunyikan perbuatannya, ibunya akan memotong-motong anak itu kecil-kecil dan memasaknya di dalam kompor.
Yang lebih mengerikan lagi, sang ibu tiri menghidangkan daging anak itu
pada suaminya yang kemudian memakannya dengan lahap. Tragisnya, sang
ayah justru mengatakan bahwa itu adalah makanan terenak yang pernah ia
makan. Marlene yang ngeri melihat kejadian itu mengumpulkan sisa-sisa
tulang saudaranya dan menguburnya di bawah pohon juniper (sejenis pohon
cemara). Dari pohon itu muncul seekor burung yang menyanyi “Ibuku
membunuhku, ayahku memakanku.” Pada akhirnya, sang ibu tiri itu mendapat
hukuman dan terbunuh oleh burung itu.